Kasus “Molar Daddy”, Pembunuhan Sadis yang Menghebohkan Korea Pada Tahun 2017

Seluruh masyarakat Korea Selatan heboh setelah berita kasus Molar Daddy tentang seorang gadis berusia 14 tahun diperkosa dan dibunuh oleh seorang pria yang dijuluki “Molar Daddy” pada 30 September 2017. Pria yang dijuluki “Molar Daddy” (Bahasa Indonesia = Ayah Geraham) itu adalah seorang pria bernama Lee Young-hak dan ia sebelumnya pernah viral sebelum pembunuhan ini karena tampil di TV dengan keluarganya.

Awal Kisah “Molar Daddy”

“Molar Daddy” tampil di acara TV 9 November 2005 dari MBC “Hot Issue Focus.” Acara yang menampilkan masalah dalam kehidupan nyata yang memang sedang tren di tahun itu. Ia bisa tampil di acara ini karena putrinya menderita tumor gigi autosomal langka yang menyebabkan cacat parah pada rahang. “Molar Daddy” juga menderita tumor jinak yang langka ini dan dari situlah julukannya berasal karena ia telah kehilangan semua giginya kecuali satu gigi geraham karena penyakit ini. Melalui acara ini, ia memohon kepada masyarakat umum untuk meminta bantuan dalam perawatan medis untuk putrinya karena situasi ekonominya sangat buruk. Masyarakat umum bersimpati dengan “Molar Daddy” dan dukungan mengalir setelah acara ditayangkan dengan banyaknya sumbangan yang masuk ke rekeningnya.

 

 

 

 

Dukungan yang diterimanya berlanjut hingga 2017 melalui sumbangan uang dari masyarakat umum setelah siaran memilukan dari situasi keluarganya. Selain itu, “Molar Daddy” menerima tunjangan pemerintah karena tingkat ekonominya berada di golongan berpenghasilan rendah. Setelah acara TV 2005, hidupnya tidak terungkap dan orang-orang hanya berasumsi bahwa dia adalah pria penyayang keluarga yang ramah dan penuh perhatian seperti yang ditunjukkan dalam acara tersebut. Hal ini terjadi sebelum kasus Molar Daddy terungkap.

 

Kehidupannya terungkap secara rinci hanya setelah terungkapnya pembunuhan gadis berusia 14 tahun (September 2017) dan publik Korea terkejut mengetahui tentang kebenaran dari diri “Molar Daddy” yang sesungguhnya. Ditemukan bahwa “Molar Daddy” menggunakan sebagian besar sumbangannya untuk dirinya sendiri dan bukan untuk putrinya yang menderita penyakit langka tersebut seperti yang awalnya dimaksudkan. “Molar Daddy” membeli mobil mewah keluaran Eropa dengan uang sumbangan, makan di restoran mahal, mentato badannya dan bahkan membeli banyak pakaian mewah dari desainer terkenal.

Di bawah ini adalah foto-foto yang dia unggah dari akun Twitter-nya dan teks yang dia tweetkan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Berikut di bawah ini terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

 

 

“Dag dig dug hatiku. Ini adalah pertama kalinya aku mengalami ini. Dag dig dug adalah suara hatiku. Ban*sat lihatlah dan makan ini. “

Kecenderungan Pedofil

Salah satu kecenderungan dalam kasus Molar Daddy, dia juga tertarik secara seksual kepada anak di bawah umur.  Seperti yang terlihat melalui tweet-nya di Twitter pribadinya dan menggunakan gaya hidupnya yang mewah untuk menarik anak di bawah umur untuk diajak melakukan hubungan seks.

“Aku mencari seorang gadis berusia antara 14-20 tahun untuk tinggal bersamaku. Kamu akan memiliki kamar sendiri dengan shower. Kamu harus sopan dan menjadi gadis yang baik.

Jangan buang waktu dan fokus mengejar impianmu. Selalu memiliki keinginan untuk mengejar kesuksesan.

Aku di sini untuk mendengar masalah pribadimu, masalah pendidikan di antara hal-hal lain.

Ini untuk minimum waktu 3-6 bulan dan kamu akan dibayar sekitar 600.000 – 800.000 won ($ 530 – $ 750) segera, bukan sesudahnya. “

Akun media sosial “Molar Daddy” menunjukkan perubahan 180 derajat yang sulit dipercaya dari cara dia mengemas dirinya sendiri dalam acara MBC 2005 itu.

Cuplikan “Molar Daddy” dari penampilan TV-nya tanpa tato. Teks yang diterjemahkan: “Lee Young-hak (Ayah) -” Bergerak untuk maju … “

Bisnis Prostitusi

Selain penggunaan sumbangan yang tidak semestinya dan kecenderungan pedofil yang kontroversial, “Molar Daddy” juga merupakan pemilik bisnis pelacuran.

Kasus Molar Daddy ini juga terkait keputusannya merekrut dan mempekerjakan sederetan gadis muda, kadang di bawah umur dan menawarkan layanan seksual kepada pelanggan melalui panti pijat. “Panti pijat” didirikan melalui sumbangan juga. Untuk membantu gaya hidupnya yang mewah, ia menggunakan keuntungannya dari panti pijat dan juga secara diam-diam merekam video pelanggan yang melakukan hubungan seks dengan pelacur untuk mengunggahnya ke situs web seks ilegal untuk mendapat keuntungan tambahan. Juga ditemukan bahwa istri “Molar Daddy” sendiri juga dipaksa masuk ke bisnis prostitusi ini. Video yang direkam secara diam-diam dari panti pijatnya yang kemudian diunggah di Internet juga menampilkan istrinya.

Istrinya Adalah Korban

Istrinya terus menerus mengalami pelecehan seksual oleh suami dan ayah mertuanya sejak 2009. Ayah mertua, yang merupakan ayah tiri dari “Molar Daddy” melakukan pelecehan seksual terhadap istri putranya. Dia memberi tahu suaminya tentang pelecehan itu tetapi mengabaikan istrinya yang meminta bantuan dan lebih suka memanfaatkan situasi ini untuk keuntungannya sendiri. Dia meminta istrinya untuk berhubungan seks lagi dengannya dan diam-diam merekamnya untuk memerasnya demi uang. Setelah pelecehan terus-menerus dan tidak menerima bantuan yang diharapkan, sang istri mengakhiri hidupnya dengan melompat dari apartemennya pada tanggal 1 September 2017.

Sebelum dia mengakhiri hidupnya, dia melaporkan ayah mertuanya ke polisi. Polisi menyelidiki kasus itu dan ayah mertuanya membantah tuduhan itu. Bersamaan dengan laporan itu, dia juga menulis surat wasiat bunuh diri.

“Saya telah diperkosa oleh ayah mertua saya, ayah tiri dari suami saya sejak 2009.”

Terungkapnya Kasus Pembunuhan

Rentetan kasus mengerikan ini akhirnya terungkap awalnya karena kasus pembunuhan yang dilakukannya pada September 2017. Pada akhir bulan yang sama saat istrinya bunuh diri, “Molar Daddy” memperkosa dan membunuh teman putrinya yang berusia 14 tahun. Pada 30 September, “Molar Daddy,” dengan bantuan putrinya yang sekarang berusia 14 tahun melakukan pembunuhan yang mengerikan.

“Molar Daddy” meminta putrinya untuk mengundang temannya ke rumah mereka. Korban berusia 14 tahun datang ke rumah sekitar tengah hari dan diberi minuman yang mengandung pil tidur. “Molar Daddy” memerintahkan putrinya untuk mencampur pil tidur dalam minuman dan membius temannya. Setelah korban diberi obat bius, dia menyuruh putrinya untuk keluar dari rumah dan kembali ke rumah sekitar jam 8 malam pada hari yang sama. Sementara putrinya pergi, “Molar Daddy” melanjutkan untuk melakukan kekerasan seksual terhadap gadis yang diberi obat bius tersebut. Keesokan harinya, efek obat-obatan menghilang dan korban terbangun ketakutan.

Saat itulah dia membunuh korban yang tak berdaya dengan mencekiknya. Dengan bantuan putrinya, ia membawa mayat korban dan membuangnya di pegunungan di provinsi Gangwon, sebuah wilayah di utara Seoul. Karena hilangnya korban, penyelidikan dimulai oleh pihak berwenang dan segera setelah menemukan mayat korban – “Molar Daddy” ditangkap dengan dugaan membunuh gadis berusia 14 tahun itu. Selama penyelidikan, putrinya juga diinterogasi dan dia mengakui keterlibatannya dalam kejahatan itu.

Penyelidikan masih berlangsung tetapi pihak berwenang telah merilis nama asli “Molar Daddy” kepada publik karena sifat kejahatan yang serius. Pihak berwenang Korea biasanya menahan identitas tersangka selama investigasi yang membuat kasus ini berbeda dari yang lain. Kasus pembunuhan yang mengerikan dan sulit dipercaya ini adalah berita yang paling banyak dibicarakan di Korea Selatan pada akhir tahun 2017 dan ini membuatnya sebagai kasus pembunuhan paling mengerikan di era modern Korea Selatan.

Source: Koreaboo