in

Cerita Lereng Berhantu Gunung Seorak yang Bikin Merinding

Gunung di Provinsi Gangwon 1920 - Robert Neff

Kehidupan pada tahun 1980-an di Korea sangatlah sederhana; Hanya ada sedikit mobil karena banyak orang bepergian dengan kendaraan umum dan tak ada smartphone. Saat itu, masyarakat pun cenderung sangat konservatif. Hubungan asmara di antara siswa dan menunjukkan kasih sayang di depan umum akan mendapat tatapan pahit atau kritik keras saat itu.

Gunung di Provinsi Gangwon 1920 – Robert Neff

Hingga akhirnya, sebuah kisah terjadi pada akhir 1980-an.

Pada suatu akhir pekan, sekelompok mahasiswa Korea di Seoul yang merupakan lima pasangan, melakukan perjalanan ke puncak Gunung Seorak untuk melihat warna-warni musim gugur.

Selama ini musim gugur di Korea terkenal pendek tetapi indah ketika gunung dan bukit yang tadinya hijau berubah menjadi warna merah dan kuning cerah. Ditambah lagi, udara pegunungan yang menyegarkan sangat kondusif terutama dari tatapan orangtua yang penuh kritik.

Ketika tiba, mereka sangat bersemangat mendaki gunung. Mereka pun menghindari jalan utama dan memilih mendaki jalan yang lebih kasar dan jarang dilalui agar bisa berpegangan tangan dan curhat tentang kehidupan kuliah. Awalnya semua berjalan baik-baik saja hingga salah satu gadis berama Sujin. tergelincir di atas batu. Kakinya memar, sehingga tak mungkin bagi Sujin melanjutkan perjalanan.

Pegunungan Gangwon 1920 – Robert Neff

Untungnya, mereka melihat sebuah pondok tua. Setelah memeriksa situasi dan dipastikan aman dari binatang liar, mereka membantu Sujin beristirahat. Sujin yang merasa tidak terluka parah pun meminta teman-temannya melanjutkan perjalanan ke puncak dan kembali untuknya nanti. Sujin juga meyakinkan pacarnya, Dongsu bahwa ia akan baik-baik saja. Meskipun berat hati, mereka melanjutkan perjalanan ke puncak.

Sepanjang sore, Sujin menghabiskan waktu dengan menyibukkan diri dengan mengerjakan tugas dan membaca majalah yang dibawanya. Namun ketika suasana mulai gelap, ia mulai merasakan khawatir. Sujin mengitari seluruh ruangan dan akhirnya menemukan beberapa lilin untuk membantunya mengusir gelap.

Jam demi jam berlalu, namun belum ada tanda-tanda teman-temannya akan kembali. Tepat ketika Sujin mulai kehilangan harapan, ia mendengar orang memanggil namanya dan berjalan tertatih-tatih membuka pintu. Sujin terkejut, yang dilihatnya adalah teman-temannya dalam keadaan tergores, kotor, pakaian yang sobek dan wajah sedih. Saat itulah Sujin menyadari Dongsu tidak ada dalam rombongan.

Teman-temannya pun memeluk Sujin dan mulai menangis. Mereka mengatakan jika di salah satu jalan sempit di gunung yang mengitari tebing, tiba-tiba Dongsu tersapu ke tepi karena tanah longsor.

Puncak Gunung 1920 – Robert Neff

Beberapa anak laki-laki berhasil turun untuk menolongnya tapi sudah terlambat. Luka Dongsu terlalu parah dan meninggal karena batu yang berbahaya dan tidak adanya tali pengaman.

Teman-teman yang selamat pun menjelaskan kepada Sujin untuk menunggu pagi dan memberi tahu pihak berwenang. Maka, sambil menunggu cerah, mereka menghibur Sujin yang terus menangis histeris tapi tak berhasil.

Namun tiba-tiba, ada cahaya mengetuk jendela di belakang. Mereka pun terkejut bukan main melihat wajah Dongsu di jendela. Dengan garukan dan memar yang parah, sosok itu memberi isyarat agar Sujin mengikutinya. Teman-temannya pun melarang keras karena hantu kerap memberi isyarat pada orang yang mereka cintai untuk mengikuti mereka, dan pada akhirnya masuk dalam kehancuran.

Sayangnya Sujin tak bisa dihentikan. Ia berlari ke pintu, berjalan tertatih-tatih, dan memanggil nama Dongsu. Tiba-tiba di kegelapan, ‘Dongsu’ mulai menyeret tangan Sujin dan menyeretnya di sepanjang jalan yang jauh dari pondok. Ketika pondok tak terlihat lagi, Dongsu berbalik dan memberitahu Sujin sesuatu.

“Mereka semua sudah mati. Mereka tersapu tanah longsor di gunung dan hanya aku yang selamat karena keberuntungan. Aku sangat menyesal, tapi aku tidak bisa membantu mereka,” tutur Dongsu.

Rupanya, kisah ini sangat populer di awal 1990-an, terutama di kalangan mahasiswa. Seperti semua cerita horror, ini semua diceritakan dari mulut ke mulut. Sebagian besar mengatakan itu terjadi di Gunung Seorak tetapi ada juga yang mengatakan itu terjadi di salah satu pantai di Provinsi Gangwon.

Meski begitu, nikmati warna-warna cerah musim gugur di Korea dan selamat Halloween!

Source: koreatimes

What do you think?

Idol

Written by Elg

Post MakerContent AuthorVisual

Tinggalkan Balasan

9 Dari 10 K-Popers Punya Rencana untuk Datang ke Korea

Starship Entertainment Umumkan Wonho akan Keluar dari MONSTA X