Pada tanggal 26 Maret 1991, lima anak laki-laki berangkat untuk bermain, menangkap katak di sungai Gunung Waryong, Korea Selatan. Kejadian itu berlangsung ketika mereka tak bersekolah karena ada hari libur nasional.
Khawatir, orang tua mereka mulai mencari mereka. Tetapi setelah berjam-jam mencari, mereka tidak menemukan jejak dan melaporkan anak laki-laki mereka yang hilang ke polisi.
Menurut Korea JoongAng Daily, presiden Korea Selatan pada saat itu, Presiden Roh Taewoo melakukan pencarian besar-besaran. Beliau mengirim 300.000 polisi dan membentuk pusat penyelidikan khusus untuk mencari anak-anak yang hilang itu. Mereka mencari di waduk, saluran irigasi, terminal bus dan stasiun di seluruh Korea.
Dilaporkan bahwa sekolah, perusahaan dan kelompok masyarakat memberikan sumbangan senilai 42 juta won sebagai hadiah kepada mereka yang menemukan anak-anak tersebut. Tetapi nihil, tak ada seorang pun yang berhasil menemukan mereka.
Sama sekali tak ada petunjuk, ada desas-desus merebak tentang menghilangnya mereka. Beberapa berspekulasi bahwa mereka telah diculik oleh “orang yang sakit mental”, seperti dilansir dari Korea JoongAng Daily.
Awalnya, polisi mengatakan bahwa mereka tidak menemukan indikasi pembunuhan. Dan penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa anak-anak itu mati kedinginan. Menurut Korea JoongAng Daily, mayat-mayat itu berpelukan, menunjukkan bahwa mereka berusaha mengatasi kedinginan dengan meringkuk bersama.
Tetapi setelah tim kedokteran forensik dari Universitas Nasional Kyungpook memeriksa mayat-mayat itu, mereka menyimpulkan bahwa kematian mereka sebenarnya adalah akibat dari pembunuhan.
“Kami menemukan tanda pada tiga dari lima tengkorak yang tampaknya ada karena pukulan dengan benda, mungkin semacam alat dari logam,” kata laporan itu.
Menurut tim forensik, anak-anak itu tampaknya dipukul di bagian kepala dan meninggal karena cedera di bagian tubuh tersebut. Anggota keluarga anak-anak itu, yang banyak dari mereka telah meninggalkan pekerjaan segera setelah anak-anak menghilang untuk fokus pada pencarian, benar-benar hancur oleh temuan itu.
Ibu-ibu dari anak-anak tersebut yang menghadiri reka adegan untuk mengidentifikasi mayat-mayat itu, dilaporkan berteriak ketika tim forensik menunjukkan bagian-bagian tengkorak yang rusak. Polisi yang menyelidiki pembunuhan itu, menduga bahwa pembunuhan itu tidak direncanakan; lebih tepatnya, bahwa si pembunuh mungkin telah “mengamuk”.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka sedang mencari kemungkinan bahwa anak-anak itu dibunuh oleh tukang bully, mungkin seusia mereka.
Terlepas dari berbagai teori, polisi gagal menyelesaikan kasus pembunuhan ini dan menemukan pembunuhnya. Dan hingga hampir 30 tahun berlalu, pembunuhnya sama sekali belum ditemukan.
Kasus ini bahkan sudah diadaptasi menjadi dua film layar lebar. Yang keluar di tahun 1992 berjudul ‘Comeback, Frog Boys’, dan tahun 2011 berjudul ‘Children’.
Catatan: Di Korea, undang-undang tentang pembatasan kasus pembunuhan akhirnya diangkat pada tahun 2015, yang diharapkan akan memberikan jalan bagi tragedi ini untuk akhirnya diselesaikan.
Source: mamamia.com.au
Profil Judul: Everything Will Come True / It Will Come True Judul Asli: 다 이루어질지니…
Profil Judul: Officer Black Belt Judul Asli: 무도실무관 (Mudosilmugwan) Genre: Aksi-Komedi Tanggal Tayang: 2024 Durasi…
Reality show kencan Korea Selatan (Korsel) populer Netflix, Single's Inferno, akhirnya kembali dengan musim ketiganya!…
ENHYPEN adalah boy group Korea Selatan (Korsel) yang terbentuk melalui kerja sama antara Belift…
Website ini menggunakan cookies.
View Comments
Keluarga nya pasti sedih banget T-T