BTS yang kini dikenal oleh pasar internasional memiliki cara berbeda dan unik. Boyband besutan Big Hit Entertainment itu menggebrak Korea setelah memasuki pasar Amerika Serikat.

Sebelum BTS, ada satu formula sukses untuk boyband Korea yang debut; sukses di negeri sendiri terlebih dahulu. Namun, BTS sukses memecahkan formula itu, setelah PSY yang menunjukkan peluangnya untuk sukses di industri musik luar negeri.

Terinspirasi oleh BTS, beberapa boyband Korea mencoba meniru konsep tersebut. Sebut saja,  MONSTA X, NU’EST dan NCT.

Ketiganya telah keliling dunia terutama Amerika Serikat untuk promosi. Mereka muncul di acara TV Amerika Serikat seperti “The Ellen DeGeneres Show” dan “Good Morning America” untuk menarik perhatian penggemar. Tak sampai situ saja, mereka juga melakukan tur dunia untuk meningkatkan popularitas.

Tur dunia adalah rintangan pertama bagi grup untuk tampil di depan fans internasional. Seperti BTS, yang langsung ke luar negeri dua tahun setelah debut pada tahun 2013. MONSTA X dan Seventeen yang memulai debut pada tahun 2015 juga melakukan tur dunia dua tahun kemudian pada tahun 2017.

“Sejak debut, Seventeen telah fokus pada pertunjukan live. Setelah melihat kemungkinan melalui konser Asia, kami telah melihat pertumbuhan drastis dalam fandom dan ukuran ruang konser juga telah tumbuh enam kali dari pertama kali di Taipei,” ungkap anggota staf dari PLEDIS Entertainment, agensi Seventeen.

Monsta X telah muncul di Festival Musik Radio iHeart Las Vegas, dan melakukan kolaborasi dengan DJ Steve Aoki yang terkenal. Monsta X juga tampil di GMA, “Jimmy Kimmel Live” dan di Ellen Show, hingga meningkatkan harapan penggemar bahwa Monsta X mungkin menjadi BTS berikutnya.

Sementara NCT, grup beranggotakan 18 orang, telah membentuk sub-unit bernama NCT 127 untuk membangun basis penggemar globalnya. Mereka telah tampil di AS, Kanada, Meksiko, dan negara-negara Asia. Seperti MONSTA X, NCT 127 juga tampil di “Jingle Ball Kickoff” yang diselenggarakan iHeartRadio.

Para boyband ini telah membangun basis penggemar global, tetapi daya tarik mereka di dalam negeri lebih lemah. Untuk MONSTA X, album keenamnya menduduki puncak tangga lagu domestik untuk pertama kalinya November lalu. Tetapi, mereka kehilangan penghargaan Rookie of the Year karena jadwal yang ketat di luar negeri. Para member bahkan tidak banyak terlihat di reality show karena mereka menghabiskan begitu banyak waktu untuk tur.

Bahkan untuk NU’EST, para penggemar Korea lebih sulit untuk melihat para membernya tampil di Korea karena lebih fokus pada tur luar negeri sejak debut. Akibatnya, Min-hyun harus berpartisipasi dalam “Produce 101” musim 2, acara musik populer di Korea yang ditayangkan di Mnet, untuk meningkatkan popularitas domestik band.

Ketidakhadiran mereka di Korea telah menyebabkan beberapa penggemar berpikir para idola kurang memperhatikan mereka. Di salah satu situs web hiburan terbesar Instiz, banyak postingan diunggah setiap hari dengan keluhan ketidakhadiran idola mereka.

Alasan utama mengapa taktik global dilakukan adalah kompetisi yang ketat di Korea.

Menurut Lee Gyu-tag, Asisten profesor Budaya di George Mason University, taktik itu adalah cara para agensi menengah untuk bertahan. Tak itu saja, keuntungan lebih besar yang didapat dari negara lain disinyalir jadi penyebab lainnya.

24K yang debut pada tahun 2012, telah menjadi pusat perhatian di Eropa dan Amerika Selatan tapi kurang mendapat tempat di hati penggemar Korea.

Menurut Kim Sung-gwan selaku direktur Choeun Entertainment, ada beberapa batasan dalam promosi dan pemasaran sebagai agensi menengah. Namun setelah memantau pasar Amerika Serikat, mereka bisa membuat peluang dengan memproduksi musik EDM.

Source: koreatimes